Mahasiswa Baru STMIK Bina Patria Dibekali Literasi Demokrasi oleh Bawaslu
|
Magelang — Suasana aula STMIK Bina Patria Kota Magelang pada Senin, 10 November 2025 terasa berbeda. Bertepatan dengan Hari Pahlawan, kampus teknologi ini kedatangan tiga pimpinan Bawaslu Kota Magelang: Maludin Taufiq, Zakariya, dan Sylvia A. Paramitha yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).
Dengan gaya penyampaian komunikatif dan dekat dengan dunia mahasiswa, ketiganya mengisi dua materi utama: “Sosialisasi Pengawasan Partisipatif” serta “Peran Mahasiswa dalam Menjaga Demokrasi.” Dalam momentum Hari Pahlawan, narasumber Bawaslu mengajak mahasiswa memahami bahwa “pahlawan masa kini” tidak harus turun ke medan perang. Perjuangan menjaga negara kini salah satunya dilakukan melalui perlindungan terhadap demokrasi, termasuk ikut terlibat sebagai pengawas partisipatif.
“Mahasiswa adalah kelompok dengan daya kritis dan integritas tinggi. Peran kalian sangat menentukan kualitas demokrasi kita,” ujar Zakariya dalam sesi diskusi. Pengawasan Partisipatif: Cara Keren Anak Muda Jaga Pemilu
Materi menjelaskan bahwa pengawasan partisipatif bukan hanya tugas formal Bawaslu. Publik—terutama mahasiswa—memiliki kontribusi besar dalam mencegah pelanggaran sejak dini, seperti politik uang, hoaks, manipulasi data, maupun ketidaknetralan aparatur.
Sylvia A. Paramitha menambahkan bahwa mahasiswa melek teknologi memiliki keunggulan dalam mengenali pola penyebaran hoaks, propaganda digital, maupun potensi kecurangan yang kini banyak terjadi di ruang siber.
“Di era digital, sensor kalian lebih tajam daripada CCTV. Kalian bisa melaporkan, mengedukasi, dan menjadi contoh baik dalam bermedia sosial,” tegasnya. Sementara itu, Maludin Taufiq menegaskan bahwa kampus adalah tempat strategis menanamkan nilai demokrasi sehat. Mahasiswa didorong berani bersuara, aktif berdiskusi, serta ikut terlibat dalam gerakan positif pemilu bersih.
Para mahasiswa terlihat antusias. Banyak yang mengajukan pertanyaan terkait isu netralitas ASN, politik uang, cara menjadi pengawas partisipatif, hingga bagaimana melawan hoaks politik yang sering muncul menjelang pemilihan. Sesi ditutup dengan diskusi ringan bertema “Pahlawan Digital Masa Kini.” Mahasiswa diajak melihat relevansi nilai juang 10 November dengan tantangan demokrasi zaman sekarang, terutama dalam menjaga ruang digital tetap sehat dari fitnah dan disinformasi.
Kampus STMIK Bina Patria mengapresiasi materi yang disampaikan Bawaslu. Mereka berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut, terutama untuk memperkuat literasi demokrasi dan digital mahasiswa. Bawaslu Kota Magelang menegaskan komitmennya untuk terus menggandeng generasi muda sebagai mitra strategis dalam menciptakan pemilihan yang jujur, adil, dan bermartabat.
“Mahasiswa adalah aset demokrasi. Ketika kalian terlibat, kualitas pemilu akan naik level,” tutup Taufiq.
Penulis : Humas