Bawaslu Kota Magelang Gelar Upacara HUT ke-80 RI dengan Nuansa Wastra Nusantara
|
Minggu pagi, 17 Agustus 2025, menjadi momen penuh semangat bagi bangsa Indonesia. Di seluruh penjuru negeri, termasuk Kota Magelang, gema peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia berkumandang. Suasana pagi yang cerah menambah khidmat upacara yang digelar serentak sesuai instruksi Ketua Bawaslu RI, Rahmad Bagja, kepada jajaran Bawaslu RI, Provinsi, hingga Kabupaten/Kota.
Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 35 Tahun 2025 tentang perubahan atas surat No. 34 tahun 2025 tentang pedoman peringatan HUT KE-80 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA tahun 2025 di lingkungan sekretariat jenderal Bawaslu RI, Provinsi, Bawaslu/Panwaslih Kabupaten/ Kota. atas pedoman peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Salah satu poin penting dalam surat edaran itu adalah penggunaan pakaian adat daerah (wastra nusantara) sebagai bentuk penghormatan sekaligus pengingat atas kekayaan budaya Indonesia yang majemuk.
Upacara di lingkungan Bawaslu Kota Magelang berlangsung pukul 07.00 WIB. Hadir jajaran komisioner menggunakan batik, pakaian adat Jawa dan staf sekretariat dengan mengenakan baju korpri dan PDH.
Adalah Zakariya, S.HI., Koordinator Divisi HP2H, tampil berwibawa dalam balutan busana adat Jawa berupa surjan lurik, jarik, dan blangkon. Penampilan tersebut tidak hanya menunjukkan identitas budaya, tetapi juga menjadi simbol kesederhanaan, keteguhan, dan kearifan lokal.
Upacara dipimpin oleh Prabowo sebagai komandan, dengan susunan acara:
Pembawa acara: Imam Wahyu
Pembaca teks UUD 1945: Sukma
Pembaca doa: Andre
Instruktur upacara: Ketua Bawaslu Kota Magelang, Maludin Taufiq, S.IP.
Dalam amanatnya, Ketua Bawaslu Kota Magelang, Maludin Taufiq, menekankan makna tema peringatan kemerdekaan tahun ini, yakni “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.” Tema tersebut menurutnya harus dimaknai secara luas, bukan hanya dalam konteks kenegaraan, tetapi juga dalam kerja-kerja kelembagaan Bawaslu.
“Peringatan kemerdekaan ini harus menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus meningkatkan soliditas, integritas, dan kepercayaan publik. Nilai gotong royong yang diwujudkan dalam lomba-lomba agustusan, misalnya, harus kita terjemahkan juga dalam pengawasan pemilu. Kita bekerja bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk rakyat dan demi tegaknya demokrasi yang bersih dan adil,” tegasnya.
Makna Kemerdekaan bagi Bawaslu
Bagi Bawaslu Kota Magelang, peringatan kemerdekaan tidak berhenti pada seremoni semata. Semangat perjuangan para pendiri bangsa harus diterjemahkan dalam tugas sehari-hari, terutama dalam mengawasi jalannya demokrasi di Indonesia. Pengawasan pemilu, menurut Ketua Bawaslu, adalah bentuk nyata menjaga kedaulatan rakyat, memastikan setiap suara dihormati, dan menutup peluang bagi praktik yang mencederai demokrasi.
Humas Bawaslu Kota Magelang menegaskan, melalui peringatan HUT ke-80 ini, seluruh jajaran Bawaslu diingatkan kembali untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar moral dan UUD 1945 sebagai pedoman kerja. Hal ini penting agar setiap langkah pengawasan tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berakar pada nilai kebangsaan dan jiwa patriotisme.
Dengan semangat wastra nusantara, Bawaslu Kota Magelang ingin menunjukkan bahwa kebudayaan dan demokrasi berjalan beriringan. Menjaga warisan budaya sama pentingnya dengan menjaga suara rakyat—keduanya adalah bagian dari pengabdian untuk Indonesia.
Humas Bawaslu Kota Magelang